Negara, Bali Tribune
Kelompok tani Desa Asah Duren, Pekutatan, melakukan budidaya tanaman Nilam atau di masyarakat Bali dikenal dengan daun Delem.
Tanaman jenis semak ini dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan pasar
luar negeri yakni Swis. Daun Nilam ternyata mengandung minyak yang
bermaanfaat untuk bahan dasar minyak wangi (parfum).
“Saat ini permintaan pasar kepada kita per bulannya 600 kilo minyak
nilam, tapi kami baru mampu memenuhi 100 kilo perbulannya.” terang
Nyoman Sedana, Ketua Kelompok Tani Tiga Karya Utama Asah Duren, Sabtu
(19/5) lalu.
Menurut Sedana daun nilam setelah kering akan disuling untuk
dijadikan minyak mentah bahan parfum. Minyak inilah yang akan di ekspor
ke Swis. Keuntungan yang didapat petani, di samping perawatan, tanaman
ini mudah karena tidak menggunakan pupuk kimia melainkan hanya dengan
pupuk kandang. Petani bisa menjual daun nilam beserta tangkainya masih
dalam keadaan mentah Rp 1000 per kilo.
Untuk satu rumpun tanaman nilam bisa menghasilkan satu sampai tiga
kilo. Sedangkan untuk satu hektar bisa menghasilkan 20 ton daun nilam
sekali panen. Pemanenan bisa dilakukan secara berulang-ulang dengan
jarak masa panen setiap tiga hari sekali. “Tanaman ini juga bisa
ditumpang sarikan dengan jagung, ketela, bahkan tanaman kelapa, cengkeh
dan lainnya,” imbuh Sedana.
Biaya produksi untuk satu hektar mencapai Rp 19 juta sedangkan hasil produksi mencapai ratusan juta rupiah. ded edisi 1641
http://koranbalitribune.com/2012/05/20/nilam-alternatif-bagi-petani-saat-paceklik/